Topesino dan Sekolah Daun. Cerita Kondisi Pendidikan di Balik Awan

sekolah daun baru
Sekolah Daun Topesino (Baru)
Hallo! sahabat blog. Kali ini Kakarmand hanya ingin sekedar bercerita tentang Topesino dan Sekolah Daunnya.

     Topesino merupakan sebuah dusun di desa mantikole, kabupaten Sigi, propinsi Sulawesi Tengah. Dusun Topesino letaknya sangat jauh di atas pegunungan. Telah banyak yang ketahui bahwa Topesino dahulu memiliki sekolah daun. Sekolah Dasar yang bangunannya sangat memprihatinkan. Berlantai tanah, bertiang bambu, dan beratap dedaunan alang-alang.

      Sekolah daun ini memiliki sosok guru yang hebat. Dialah Ibu Indrawati dan Bapak Arjhon. Kedua sosok guru yang selalu bekerja keras memberikan pendidikan kepada anak-anak sekolah daun. Sosok guru yang sedia naik dan turun gunung kapanpun demi sebuah cita-cita yang mulia.
    Ibu Indrawati selalu memperjuangkan eksistensi sekolah daun kepada pemerintah setempat. Namun dahulu bantuan tidak kunjung datang. Harapan mereka adalah agar sekolah daun dapat seperti sekolah-sekolah lainnya. Memiliki bangunan yang kokoh dan nyaman untuk digunakan belajar. 
sekolah daun lama
Sekolah Daun Topesino (Lama)
     Dahulu, Kondisi memprihatinkan ini memancing sebuah kelompok peliput film dokumenter menjadikan sekolah daun Topesino sebagai objek dalam perlombaan produksi film dokumenter. Kelompok peliput ini berhasil memenangkan kontes dengan hadiah besar. Kompensasi telah mereka berikan kepada sekolah daun. Akan tetapi kompensasi tersebut masih kurang untuk merubah kondisi sekolah daun yang memprihatinkan. Menurut cerita Ibu Indrawati film dokumenter Sekolah Daun tersebut sampai terekspos ke media internasional di Australia. 
    Lambat laun mulailah Topesino terekspos oleh media lokal. Setelah terekspos oleh media lokal maupun nasional, mulailah berdatangan bantuan dari berbagai pihak. Entah itu pemerintah setempat, media lokal, maupun ormas-ormas yang ada di Sulawesi Tengah.

Nah, itulah sedikit cerita Kakarmand mengenai sekolah daun pada masa lalu.

Kakarmand bersama teman-teman mahasiswa arsitektur untad, pada tahun 2010 yang lalu juga ikut memberikan bantuan kepada sekolah daun. Ini terjadi dalam rangka kegiatan Kemah Bakti Desa yang merupakan program kerja Himpunan kami pada masa itu. Mahasiswa arsitektur angkatan 2010 lah yang menjadi panitia dalam kegiatan ini.
Baca postingan kakarmand yang ini:  KBD TOPESINO 2010

     Waktu terus berlalu. Banyak perubahan yang terjadi pada sekolah daun setelah bantuan berdatangan. Ibu Indrawati juga telah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu sosok kartini Indonesia dalam bidang pendidikan. Sangat luar biasa dampak yang mereka rasakan. 
    Sekolah daun kini menjadi kelas jarak jauh SD Inpres Mantikole. Sekolah daun pun dipindahkan tempatnya, dari yang dahulu terletak di tengah-tengah pemukiman dusun Topesino, dan sekarang berada semakin ke puncak pegunungan di Dusun Topesino. Gedung sekolahnya juga baru. Untuk sementara ini memiliki tiga buah ruang. Dua ruang kelas, dan satu ruang kantor. Dinding dan Lantai sekolahnya pun telah terbuat dari Papan. Pada jendelanya memiliki kaca, dan atapnya pun menggunakan material seng. Buku-buku pelajaran juga tersedia.
sekolah rusak
tiang sekolah daun telah miring 
     Namun, perubahan ini masih menimbulakan masalah-masalah baru. Tak selang beberapa lama gedung sekolah daun yang baru tersebut miring. Tiang-tiang, dinding, dan lantai sekolah kini telah miring. Resiko akan ambruk pun menghantui guru dan murid-murid saat ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ketika angin kencang terkadang kegiatan belajar dilakukan di luar gedung.
sekolah miring
kondisi tiang sekolah daun topesino
    Singkat cerita. Nah, sampai di sini Ibu Indrawati menghubungi seorang teman kami dan datang ke Sekretariat Himpunan kami. Kemudian beliau mengadu ke kami (Mahasiswa Arsitektur UNTAD), bahwa sekolah daun yang baru telah miring. Menurut beliau gedung sekolah miring karena tertiup angin barat yang cukup kuat. Beliau menginginkan kami dapat kembali mendaki ke Topesino untuk membantu. Atas alasan ituah kami memutuskan untuk kembali membantu pada kegiatan Kemah Bakti Desa 2012.
    Beliau meminta kami untuk menanamkan bibit-bibit pohon besar di sekitar sekolah daun. Diharapkan bibit pohon ini akan tumbuh dan menjadi pohon besar sebagai filtrasi angin kencang. Angin yang kencang tersebut kini telah memiringkan gedung sekolah daun yang konstruksinya sedikit terlihat asal-asalan. Entah mengapa gedung sekolah hasil bantuan pemerintah ini masih terkesan setengah hati dalam pelaksanaan pembangunannya.

TOKOH-TOKOH SEKOLAH DAUN

guru sekolah daun
Ibu Indrawati
guru sekolah daun
Bapak Arjhon
guru sekolah daun

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

3 komentar

Write komentar
Friday 2 November 2012 at 10:30:00 GMT+8 delete

Give more support for sekolah daun Topesino..
Siap berbagi ilmu kapan sj umtuk adik-adik di Sekolah Daun....
Follow my FB anhiiy07@gmail.com

Reply
avatar
Friday 2 November 2012 at 10:43:00 GMT+8 delete

Give more support for Sekolah Daun....
Siap Berbagi ilmu untuk adik2 sekolah daun.. Kapan saja....Follow my FB anhiiy07@gmail.com

Reply
avatar
Monday 23 November 2015 at 04:00:00 GMT+8 delete

iya mari sama-sama memberikan dukungan untuk Sekolah Daun Topesino

Reply
avatar