Kemah Bakti Desa 2012 Topesino

Topesino dan Sekolah Daun. Bagian 2
Ceritaku saat Kemah Bakti Desa 28-29 Januari 2012.

kemah bakti desa

     Tibalah hari yang kami tunggu-tunggu. Pada hari Sabtu tanggal 28 Januari 2012 kami memulai keberangkatan. Setelah berhari-hari melakukan persiapan Kami pun menuju desa Mantikole dan mulai mendaki. Seperti biasanya, kami memulai pendakian bersama setelah mendapat izin dari kepala desa.



     Secara rombongan kami mendaki pada jam 10 pagi. Lama pendakian ini biasanya mencapai 5 jam. Jadi diperkirakan akan sampai tujuan pada jam 3 sore.


     Hari ini aku mendaki dalam kondisi flu berat. Namun itu tak menghalangi niatku. Demi mendapatkan perasaan tenang, aku menyempatkan mendengarkan suara orang yang ku sayangi lewat telepon.

     Aku mendaki bukan bersama teman-teman seangkatanku, jadi sedikit kurang asik bagiku. Aku pun memutuskan untuk keluar dari rombongan dan mendaki seorang diri. Seorang diri tak masalah bagiku, sebab ku salah seorang yang mengetahui pasti jalur pendakian.

     Karena aku mendaki sendiri, hampir tak ada waktu untuk kusempatkan ngobrol.  Hal itu ternyata mampu mempersingkat waktu pendakianku. Aku sampai dengan selamat dan menempuh pendakian kurang dari waktu yang ditargetkan. Setelah kurang lebih 3 jam aku sampai atau sekitar jam 1 siang.
Salah seorang temanku bahkan tiba setelah 8 jam.  Hal itu karena medan yang berat dan hujan yang turun saat tengah pendakian.

agus prawito

kabut tebal

     Tiba di sekolah daun yang baru kami pun istirahat sembari memulihkan tenaga. Minuman hangat pun disajikan untuk menghangatkan tubuh saat kabut mulai menutupi sekolah daun. Bantuan berupa buku-buku gambar, alat-alat tulis pun kami serahkan untuk sekolah daun.

     Karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, hari ini tak ada kegiatan lain selain perjalanan pendakian, memasak dan breaving. Kami memulai kegiatan bakti sosial pada esok harinya.  Pada KBD 2010 aku juga terlibat menjadi panitia, namun KBD 2012 Kali ini aku hanya sebagai peserta.  Karena Panitia kegiatan ini merupakan Mahasiswa Teknik angkatan 2011.

     Malam pun tiba, dengan bermodalkan satu senter aku bersama beberapa teman pun turun ke hutan tuk mencarai kayu bakar. Dalam gelapnya hutan kami mendapat sejumlah kayu dari bangkai gubuk yang telah dibuang. Kami pun mengangkatnya secara bergotong royong.

     Selesailah sudah kami mengambil kayu bakar. Ketika mengambil kayu bakar tadi, teman-teman yang lain sedang memasak. Sehingga makan malam pun siap saat api unggun dari kayu bakar telah berkobar. Ubi rebus cukup untuk mengisi kosongnya perut malam ini. Kami pun menyantapnya beramai-ramai ditengah hangatnya api unggun malam ini.

api unggun

     Setelah makan malam dan melakukan breafing kami pun beranjak tidur. Kami beramai-ramai tidur di ruang kelas sekolah daun tetapi beberapa teman juga memutuskan untuk tidur dalam tenda kemah mereka.
Bangku-bangku sekolah daun ini cukup baik untuk alas tidur kami malam ini. Namun kondisi gedung yang telah miring dan juga lantai yang tidak datar membuat kami beresiko jatuh dari bangku oleh gaya grafitasi.

     Malam ini aku sulit tuk tertidur.  Sehingga ku sempatkan menengok ke jendela, dari gunung ku pandangi lembah yang luas dengan hiasan lampu-lampu malam yang indah. Memandangi lembah membuatku mendapat kenyamanan untuk mulai bermimpi, terlelap menunggu pagi.

     Matahari tlah terbit, tibalah kami di hari minggu 29 Januari 2012. Kami pun memulai kegiatan bakti sosial. Banyak kegiatan yang telah direncanakan. Kegiatan yang ku saksikan berlangsung hari ini yaitu pembuatan talang air hujan, pembuatan penampungan air bersih warga, kegiatan belajar menggambar bersama murid-murid sekolah daun dan penanaman bibit pohon di sekitar sekolah daun. Aku memilih berpartisipasi dalam penanaman bibit pohon.

tenda gunung

tanam pohon

     Kami menanam bibit pohon di sekitar sekolah daun. Menggali tanah dan kemudian menanam bibit. Kami berharap pohon ini akan tumbuh besar nantinya sebagai pelindung sekolah daun dari hembusan angin barat yang kuat.

     Setelah slesai kegiatan, tak ada acara pelepasan yang berarti bagi kami.  Tidak seperti kegiatan KBD tahun-tahun sebelumnya.  Tahun sebelumnya kami mengadakan upacara kebaktian dan menutupnya dengan doa bersama dan menyanyikan himne sekolah daun. Kurasa selama prosesnya kegiatan ini kurang efektif. Namun tetaplah berbuah kesan tersendiri bagiku saat mengalami sensasi pendakian dan pemandangan kota dari udara.

     Kami pun menuruni gunung. Pada salah satu spot yang licin kami menggunakan bantuan atau pengaman tambang untuk turun.  Kondisi tanahnya sangat becek, sehingga aku sering tergelincir dan mendapat luka cedera kecil.

     Saat menuruni gunung kami juga menyempatkan untuk berfoto-foto. Saat mendapatkan spot yang indah kami mengabadikan kenangan dalam foto sembari beristirahat dalam perrjalanan pulang. Itulah, sedikit ceritaku. Jika ada kegiatan berikutnya di atas awan ini, aku ingin kembali berpartisipasi. Senang terasa, merasakan sensasi yang tak biasa. 

sumber air

mendaki mantikole sigi

anak untad

anak topesino

(oleh, M. ARMAND ZURHAAR | kakarmand.blogspot.com)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »